Try to Speak English Like a Master Now!

Senin, 14 Februari 2011

WiMax Dinilai Akan Sulit Berkembang





Device pengadopsi teknologi pita lebar masih minim

PT. Ericsson Indonesia menilai tekhnologi akses WiMax pada frekuensi 2,3 GHz masih sulit berkembang karena infrastruktur, device, dan pelanggan belum siap.

Vice President Marketing and Communications PT Ericsson Indonesia, Hardyana Syintawati mengatakan bahwa, tekhnologi Worlwide Interoperability for Microwave Access (WiMax) akan menjadi pesaing bagi tekhnologi Long Term Evolution (LTE) kedepan.

Akan tetapi, kondisi di Indonesia masih lebih banyak pelanggan yang menggunakan perangkat GSM dan CDMA.

"Kami melihat tekhnologi WiMax di Indonesia kurang prospektif, karena dari sisi perangkat dan pelanggan juga belum banyak", ujarnya.

Tekhnologi akses pita lebar atau Broadband Wireless Access (BWA) merupakan tekhnologi akses nirkabel yang dapat menawarkan akses internet berkecepatan tinggi.

Sementara itu, WiMax adalah tekhnologi akses nirkabel pita lebar yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dengan jangkauan yang luas.WiMax merupakan evolusi dari tekhnologi BWA sebelumnya dengan ditambah beberapa fitur tambahan.

Kominfo telah memberikan izin penyelenggaraan tekhnologi pita lebar tersebut pada November 2009. Kelima perusahaan yang telah mendapatkan izin prinsip penyelenggaraan BWA itu telah mendapatkan hak penggunaan spektrum frekuensi  BWA 2,3 GHz selama 10 tahun yang dapat diperpanjang 10 tahun lagi.

Beberapa perusahaan pemenang tender BWA tersebut antara lain, PT First Media, PT Indosat Mega Media (IM2), PT Telkom Tbk, PT Berca Hardayaperkasa, dan PT Jasnita Telekomindo.

Dua Opsi

Pit Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Muhammad Budi Setiawan sebelumnya mengatakan pemerintah telah memutuskan untuk memberikan satu pilihan dari sebelumnya dua opsi kepada para pemenang tender tersebut.

Sebelumnya pemerintah memberikan dua opsi terkait dengan penggelaran tekhnologi WiMax 16.e.

Opsi pertama, skema lelang price taking, yakni kelima perusahaan pemenang tender BWA 2,3 GHz tekhnologi WIMax 16.d diberikan kesempatan untuk menggunakan tekhnologi WiMax 16.e pada lelang yang akan digelar kembali.

Lelang ini dapat dilakukan dengan catatan kelima perusahaan pemenang tender tersebut melakukan price taking, yaitu membayar biaya selisih sesuai dengan tender sebelumnya. Hal itu karena berdasarkan tender yang dimenangi oleh kelima perusahaan itu pada November 2009 merupakan pernagkat WIMax 16.d(fixed).

Sementara itu, opsi kedua adalah frekuensi swap. Sistem tersebut juga melalui mekanisme tender, tetapi regulator akan mencari frekuensi yang tidak digunakan (idle).

Opsi kedua tersebut ditawarkan Kemenkominfo jika kelima perusahaan pemenang tender tersebut tidak sepakat melaksanakan opsi pertama. Dengan begitu, kanalisasi 16.e akan diberikan frekuensi 60 MHz untuk ditender ulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar